Fasisme, sebuah ideologi politik yang didirikan oleh Benito Mussolini, telah memberi dampak buruk dan menyebabkan kehancuran pada abad ke-20. Fasisme adalah suatu ideologi yang menekankan pada otoritas negara yang akan melakukan pembatasan hak individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas asal-usul fasisme, karakteristiknya, dampaknya pada sejarah, budaya, dan politik, serta bagaimana fasisme muncul ketika menghadapi masalah sosial yang ada saat ini.
Ambil Kesimpulannya
- Fasisme adalah ideologi politik yang menekankan pada otoritas negara yang akan melakukan pembatasan hak individu.
- Fasisme memiliki sejarah yang bervariasi di berbagai negara, tetapi Mesir, Italia, dan Jerman adalah negara-negara tempat fasisme berkembang dengan paling kuat.
- Karakteristik fasisme diantaranya adalah otoritarianisme, ultranasionalisme, korporatisme, dan penolakan atas liberalisme.
- Fasisme telah memberi banyak perubahan dalam sejarah, baik yang positif maupun yang negatif, dan meninggalkan bekas yang kuat dalam budaya dan politik.
- Fasisme dan semangatnya masih relevan saat ini, dan ideologi ini dapat naik-turun dalam respons terhadap masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.
Apa Itu Fasisme?
Fasisme adalah ideologi politik yang pusat perhatiannya adalah negara dan otoritas negara. Fasisme menolak pandangan egaliterisme dan menempatkan kaum elit sebagai pemimpin atas masyarakat. Dalam gagasan ini, kepentingan individu tidak diperhitungkan, melainkan hanya kepentingan negara saja. Ideologi ini menerapkan penggunaan kekerasan dan tindakan perundungan pada lawan politik.
Asal-usul Fasisme
Fasisme pertama kali diperkenalkan oleh Benito Mussolini di Italia sekitar tahun 1919. Itu diambil dari kata “fascio” yang berarti “kelompok”. Ia lalu mendirikan Partai Fasis Italia (Partito Nazionale Fascista) dan terpilih sebagai perdana menteri Italia dari 1922 hingga 1943.
Mesir, benua Afrika, juga memiliki pengalaman dengan fasisme ketika Perdana Menteri Eugenio Maria Pacelli (Paus Pius XII) berkuasa selama dua bulan sebelum terpilih menjadi Paus pada tahun 1939.
Di Jerman, Adolf Hitler memperkenalkan ideologi Nazi yang dianggap sebagai bentuk baru dari fasisme. Hitler kemudian menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933 selama 12 tahun.
Karakteristik Fasisme
Fasisme memiliki karakteristik-karakteristik khusus yang membedakannya dari ideologi politik lainnya. Beberapa karakteristik fasisme yang penting meliputi:
1. Otoritarianisme
Salah satu karakteristik utama fasisme adalah otoritarianisme. Fasisme menekankan kekuasaan yang kuat dan pemimpin yang tegas. Negara menjadi pihak yang memegang kekuasaan paling atas, sedangkan individu tidak dipandang sebagai bagian yang penting.
2. Ultranasionalisme
Ultranasionalisme menempatkan negara sebagai objek yang lebih tinggi dibandingkan kebaikan individu atau kelompok. Fasisme mempromosikan kesetiaan pada negara, membuat negara dan bangsanya menjadi satu entitas. Biasanya, unsur nasionalisme ini mengarah ke kepercayaan atas keunggulan ras yang spesifik.
3. Korporatisme
Fasisme juga memprioritaskan korporatisme yang erat dengan kebijakan sosialisme. Korporasi mengatur ekonomi dengan pihak-pihak yang terlibat, seperti pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Setiap kelompok ini memiliki perwakilan dalam suatu asosiasi tunggal. Hal ini menjamin keseimbangan kekuasaan dan juga kemakmuran bersama.
4. Penolakan atas Liberalisme
Fasisme secara aktif menolak prinsip liberalisme seperti hak-hak sipil, kebebasan berbicara, hak pribadi, serta hak lain yang dianggap mencederai kepentingan negara.
Dampak Sejarah, Budaya, dan Politik
Fasisme telah memberi dampak baik dan buruk dalam sejarah, budaya, dan politik. Di Italia, fasisme memprakarsai investasi besar-besaran di infrastruktur, membawa stabilitas ke preferensi politik yang bergejolak. Akan tetapi, fasisme juga menjadi alasan untuk perang dan pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi.
Di Jerman, negara menjadi terlibat dalam Perang Dunia II dan membawa kehancuran bagi orang Yahudi dan kota itu sendiri. Selain itu, kejatuhan Hitler dan ideologinya menghasilkan fokus pada demokrasi untuk kepingan terfragmentasi Jerman.
Bagaimana dampak ini pada kebudayaan? Hanya saja dengan mempelajari fascisme terlihat bagaimana doktrin, pers dan pengendalian terpusat dan seni dan kebudayaan menjadi sarana propaganda dan pengaruh.
Fasisme dan Sosial Kontemporer
Fasisme dan semangatnya masih relevan pada masa sekarang ini. Dalam beberapa negara, sentimen nasionalistik dan ekonomi membuat rakyat merasa takut terhadap penggusuran budaya mereka, dan mempertanyakan investasi ekonomi dan sosial yang merata.
Hakam adalah suatu kelompok Masyarakat sipil, organisasi perlindungan hak asasi manusia, menilai bahwa ancaman fasisme terus hadir pada masyarakat saat ini. Mereka menyatakan bahwa fasisme masih tetap adanya dari kelompok lain yang memproklamasikan kepercayaan yang sama.
Kesimpulan
Fasisme adalah ideologi politik yang menuntut kekuasaan penuh bagi negara dan kepemimpinan tertulis yang erat. Kepercayaan ini mengubah sejarah, budaya, dan politik di seluruh dunia, serta meninggalkan bekas yang kuat pada kemanusiaan. Karenanya, fasisme dan semangatnya masih mempengaruhi dunia sehingga menjadikannya sebagai ancaman saat ini di seluruh dunia.
FAQ
Apakah semua paham ideologi yang menekankan pada kekuasaan negara “Fasisme”?
Tidak semua ideologi yang menekankan pada otoritas negara dikategorikan sebagai fasisme. Ada beberapa negara yang memiliki rezim otoritarian, tetapi tidak sepenuhnya menganut ideologi fasisme.
Apakah ada perbedaan antara fasisme dan nazisme?
Fasisme dan Nazi memiliki banyak kesamaan tetapi ada perbedaan antara keduanya. Fasisme tidak menekankan pada ras dengan cara yang sama seperti Nazi. Selain itu, Nazi jauh lebih agresif daripada fasisme dalam menjaga otoritas negara saat berkuasa.
Ideologi negara apa yang menganut prinsip-prinsip fasisme?
Italia dan Jerman adalah dua negara di mana fasisme berkembang paling kuat dan sukses. Mesir pada masa pemerintahan Pacelli juga memiliki pengalaman fasisme di dunia Arab.