Ketika menulis, penting untuk memahami gaya bahasa yang berbeda, termasuk kalimat aktif dan pasif. Pemilihan jenis kalimat yang tepat dapat membantu meningkatkan kejelasan tulisan dan membuatnya lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Tetapi, apa itu kalimat aktif dan pasif, dan kapan sebaiknya kamu menggunakannya? Artikel ini akan membahas secara detail secara akrab untuk membantu Anda memahami dan lebih menguasai pemilihan jenis kalimat yang tepat untuk masing-masing konteks tertentu.
Poin Utama
- Kalimat aktif adalah ketika subjek melaksanakan aksinya, sementara kalimat pasif adalah ketika subjek menerima aksi.
- Kalimat aktif lebih mudah dipahami, sedangkan kalimat pasif dapat membuat tulisan lebih formal dan objektif.
- Pilihan antara kalimat aktif dan pasif tergantung pada konteks dan tujuan dari tulisan itu sendiri.
Memahami Kalimat Aktif dan Pasif
Dalam kalimat aktif, subjek melaksanakan atau melakukan aksi. Contohnya, “Anita memasakkan pizza.” Dalam contoh ini, Anita adalah subjek (pelaku) dan melakukan tindakan memasak pizza.
Dalam kalimat pasif, subjek menerima tindakan. Sebagai contoh, “Pizza dimasakkan oleh Anita.” Dalam contoh ini, pizza adalah subjek (penerima tindakan), sedangkan Anita adalah pelaku yang melakukan tindakan memasak pizza.
Perbedaan utama antara kalimat aktif dan pasif terletak pada subjek yang melakukan tindakan atau menerima tindakan dalam kalimat.
Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-Masing Gaya Bahasa
Kalimat Aktif
Kalimat aktif cenderung lebih mudah dipahami oleh pembaca karena subjek bertindak dan dapat langsung diidentifikasi. Karena kejelasan ini, kalimat aktif sangat berguna dalam mengkomunikasikan tujuan dan pesan tulisan Anda.
Contoh penggunaan kalimat aktif dalam karya sastra yang terkenal adalah “Romeo mencintai Juliet”. Kalimat ini sangat efektif dalam mengekspresikan hubungan antara Romeo dan Juliet.
Namun, salah satu kekurangan dari kalimat aktif adalah ketidakobjektifan. Jika terlalu banyak mengandalkan kalimat aktif, penulis mungkin dapat mendorong pendapat dan pandangan mereka kepada pembaca.
Kalimat Pasif
Kalimat pasif sering digunakan dalam tulisan ilmiah dan dokumen resmi lainnya karena menekankan pada objektivitas dan ketidakberpihakan. Kalimat pasif juga sangat berguna ketika tidak jelas siapa yang melakukan aksi: “Kerusakan telah dilaporkan oleh warga di sekitar wilayah.”
Namun, kelemahan dari kalimat pasif adalah kesulitan dalam menciptakan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca. Jika terlalu banyak mengandalkan kalimat pasif, tulisan dapat menjadi membosankan dan kurang informatif.
Tips Menggunakan Kalimat Aktif dan Pasif dengan Efektif
Pilihan antara kalimat aktif dan pasif tergantung pada konteks dan tujuan dari tulisan itu sendiri. Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakannya dengan tepat:
- Pertama, ketahui subjek dan objek dalam kalimat Anda. Tekankan subjek dalam kalimat aktif dan objek dalam kalimat pasif.
- Kalimat aktif lebih bermanfaat ketika ingin menekankan aksi atau menjelaskan kejadian. Ini berguna dalam mengekspresikan ketidaksetujuan, keputusan, atau pandangan subjektif.
- Kalimat pasif berguna untuk menunjukkan bahwa tujuan dalam tulisan adalah untuk memberikan informasi obyektif, atau ketika siapa yang melakukan tindakan kurang penting.
- Mengombinasikan keduanya adalah strategi yang baik dalam menulis. Dalam tulisan yang kompleks, terutama dalam karya akademis atau dokumen resmi, lebih baik menggunakan keduanya.
Kesimpulan
Kalimat aktif dan pasif mengacu pada gaya bahasa yang berbeda dalam menyajikan suatu tindakan. Kalimat aktif adalah ketika subjek melakukan tindakan sedangkan kalimat pasif adalah ketika subjek menerima tindakan.
Pilihan antara kedua jenis kalimat tergantung pada penulis dan konteks tulisan itu sendiri. Pilihan yang tepat antara kalimat aktif dan kalimat pasif dapat meningkatkan kejelasan tulisan, sementara penyalahgunaannya bisa sia-sia.
FAQ
Apa perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif?
Perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif terletak dalam subjek yang melakukan tindakan atau subjek yang menerima tindakan dalam kalimat. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan, sedangkan dalam kalimat pasif subjek menerima tindakan.
Kapan harus menggunakan kalimat aktif?
Kalimat aktif sebaiknya digunakan ketika ingin menekankan aksi atau menjelaskan kejadian. Ini berguna dalam mengekspresikan ketidaksetujuan, keputusan, atau pandangan subjektif.
Kapan sebaiknya menggunakan kalimat pasif?
Kalimat pasif berguna untuk menunjukkan tujuan dalam tulisan adalah untuk memberikan informasi obyektif, atau ketika siapa yang melakukan tindakan kurang penting.
Apa kekurangan dari kalimat aktif?
Kekurangan dari kalimat aktif adalah ketidakobjektifan. Jika terlalu banyak mengandalkan kalimat aktif, penulis mungkin dapat mendorong pendapat dan pandangan mereka kepada pembaca.
Apa kelemahan dari kalimat pasif?
Kelemahan dari kalimat pasif adalah kesulitan dalam menciptakan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca. Jika terlalu banyak mengandalkan kalimat pasif, tulisan dapat menjadi membosankan dan kurang informatif.